Dalam sebuah tebaran, pada dasarnya kartu ini
ingin mengungkapkan karakter manusia yang memiliki sisi gelap dalam
kehidupannya. Mungkin klien merasa tertekan, terbebani, dan tidak mampu membuat
dirinya bahagia seperti orang lain. Kartu ini memberikan dorongan dan keyakinan
bahwa apa yang ada dalam dirinya perlu segera disadari sebagai suatu bagian
penyelesaian masalah. Dengan berpikir positif, sisi negatif yang ada dalam diri
akan disadari dan berganti dengan yang baru.
Bila
manusia ingin selamat dari ambisi-ambisi sesaat, maka ia seharusnya menahan
diri untuk mengejar tahta/kekuasaan, harta, dan godaan duniawi. Di sini klien
perlu menyadari bahwa apa yang sekarang tengah direncanakan dan dipersiapkan
bukan berdasarkan hawa nafsu dan ambisi untuk kepuasan sesaat, tetapi pada
dorongan intuisi yang mengalir dari pikiran bawah sadarnya. Malapetaka bisa
saja terjadi ketika klien mengambil kartu ini, tetapi bagaimanapun juga klien
tetap memiliki potensi baik untuk tetap berupaya membina hubungan antarmanusia
dan membuka jalinan spiritual dengan Tuhan.
Perlu
ditelaah lebih jauh lagi bahwa kartu ini juga menunjukkan klien mengalami
goncangan kejiwaan dan kepicikan yang membutakan matanya dari hal-hal yang
justru bisa membawa kebaikan (baik jasmani maupun rohani). Tidak perlu
mempersalahkan apakah dalam diri klien atau keadaan sekitar yang membuatnya
mengalami hal-hal buruk. Kedua-duanya jelas memberikan gambaran akan hilangnya
semangat hidup. Bila hal ini tidak disikapi dengan segera jelas akan sangat
berbahaya dan dapat merugikan diri sendiri.
Dengan
kesanggupan menyesuaikan diri dan membuat perubahan di saat yang sulit, klien
akan mampu melepaskan diri dari sesuatu yang bersifat negatif. Segalanya harus
disikapi dengan positif, bahkan bila perlu meminta nasihat dari orang lain
untuk melihat hal-hal yang suram dalam diri klien. Kesungguhan klien haruslah
tercermin pada keadaan sekarang. Berusahalah memecahkan kesulitan dengan sikap
hati-hati dan penuh kesabaran.
Tarot Nusantara "The Real Art of Tarot"
Hisyam A. Fachri