Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa kartu tarot
memiliki dua komponen utama, yaitu Arcana Mayor dan Arcana Minor. Arcana mayor
menunjukkan keadaan tersembunyi yang tidak jauh dari kebenaran yang ada. Gambar
pada arcana ini bersifat pribadi, seperti Pendeta, Pencinta, dan Kematian.
Semua terkonsep dengan fitur manusia sehari-hari dan pikiran bawah sadarnya.
Dalam arcana mayor terdapat 22 kartu yang
terdiri dari 21 kartu dengan nomor berurutan, ditambah 1 kartu Si Dungu (The
Fool) dengan nomor nol.
Konsep konflik dalam kehidupan ditunjukkan arcana mayor
lewat kartu Matahari. Pola hidup sederhana ditunjukkan pada kartu Kesederhanaan.
Konsep hukum karma dijelaskan melalui kartu Pengadilan Akhir. Semua gambaran
tersebut menunjukkan siklus kompleks yang ada dalam diri manusia. Dengan
demikian, tarot bisa dengan mudah menjadi suatu sistem memori bergambar yang
memiliki daya khayal tingkat tinggi—mampu menemukan secercah harapan saat
manusia dirudung masalah serta mampu digunakan sebagai suatu fokus untuk
perenungan.
Bila
teori arcana mayor adalah menginterpretasikan karakter kartu dengan pembahasan
logika, maka hal itu tidak menjadi soal ketika Anda menginterpretasikan sendiri
karakter dari tiap-tiap gambar yang muncul dan menyampaikannya kepada klien.
Selanjutnya, pada level tertentu (tingkat ahli), ketika Anda telah menguraikan
segalanya, baik dari sisi positif dan negatif, maka kartu arcana mayor dapat
pula dijadikan media sekaligus mewakili keadaan klien untuk lebih mengenali
kuasa Tuhan. Artinya, kartu arcana mayor adalah “jembatan” untuk memahami
takdir yang diberikan oleh Tuhan.
Mereka
yang telah mendalami tarot, khususnya arcana mayor, cepat atau lambat
menghadapi tingkatan spiritual yang sempurna. Kehadiran arcana mayor sekilas
dapat mengetahui “sesuatu” di masa depan. Dalam kerangka berpikir rasional,
tentunya hal ini tidak dapat disamakan dengan persepsi takdir. Ketika melihat
kartu arcana mayor, mereka akan yakin bahwa ada “sesuatu” di balik rangkaian
kejadian yang dialami seseorang.
Sementara,
arcana minor berisi berbagai misteri yang ada pada tiap sifat dan kondisi manusia.
Arcana minor terdiri dari 56 kartu yang terbagi dalam empat jenis, yaitu:
Tongkat (Wand, Staves, atau Batons); Koin (Pentacles); Pedang (Sword),
dan Piala (Cups, Mangkok). Masing-masing kartu memiliki urutan, dari as (1)
sampai sepuluh (10), dan empat kartu bergambar kerajaan. Kartu ini dapat pula
dihubungkan dengan simbol kartu remi biasa, Tongkat berpasangan dengan
Keriting; Koin dengan Wajik; Piala dengan Hati, dan Pedang dengan Sekop.
Pemahaman
simbol kartu arcana minor didapatkan dari berbagai legenda. Di Irlandia
terdapat legenda Dewi Dana (Tuatha De Danann) yang berbicara tentang empat
harta benda gaib; ketel besar, tombak, batu, dan pedang. Agama Hindu memiliki
empat simbol penting; cangkir, piala, tongkat kerajaan, dan pedang bercincin. Dan
yang sering kita dengar adalah cerita dari
Yunani, yaitu Dewi Keadilan yang memiliki empat benda utama yaitu cangkir,
piala, tongkat dari buah apel, dan pedang.
Empat
elemen arcana mayor dapat pula dihubungkan dengan unsur utama alam semesta
yaitu api, bumi, udara, dan air. Astrologi (zodiak) pun berpengaruh pada simbol
arcana mayor.
Sesungguhnya,
arcana minor tidak seberapa penting dibandingkan arcana mayor. Arcana minor
lebih mudah untuk dipahami ketika mengulas kejadian, keadaan, konflik, dan
hubungan sebab-akibat. Semuanya akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya.
Dengan
demikian kita hanya cukup mengartinya simbol-simbol gambar pada situasi
sekarang, sehingga kata “peramalan” yang
dimaksud di sini bukan ingin mengetahui masa depan semata, tetapi mengetahui
segala sesuatu yang ada dalam pikirannya saat ini, tentang sebab-akibat dari
apa yang dirasakannya. Sehingga sifat konseling lebih dominan ketimbang
bercerita tentang situasi masa depan.
Jika
Anda memikirkan arti sebuah kartu, cobalah untuk menghubungkannya dengan
pengalaman pribadi. Hal ini bukan saja membantu Anda untuk mengingat, tetapi
mungkin dapat memperluas wawasan tentang arti dari tiap-tiap kartu. Selain itu,
bercerita dan bertutur yang baik sangat diperlukan saat mempelajari arti dari kartu
tarot bernomor. Berikut interpretasi
masing-masing kartu yang ada pada Tarot Nusantara.
Tarot Nusantara "The Real Art of Tarot"
Hisyam A. Fachri