"The Real Art of Tarot"
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tarot Psikologi dan Transpersonal Hipnoterapi

Tarot Psikologi dan Transpersonal Hipnoterapi

Belajar TarotBukan hal yang mudah ketika saya harus menjelaskan tarot psikologi pada kalangan ilmuwan psychologist, konselor ataupun therapist. Kebanyakan dari ‘kesinisan’ mereka adalah tarot bukanlah barang yang ilmiah, apalagi hal tersebut ‘mungkin’ bertentangan dengan ‘nilai’ mereka bahwa menganggap tarot identik dengan meramal sehingga hal tersebut merupakan dosa besar, syirik serta melibatkan hal – hal metafisik dan supranatural.

Memang, ketika kami membangun klub ‘Tarot Psikologi’,  kami menyadari bahwa tidak sedikit praktisi yang menggunakan tarot sebagai sarana untuk ‘mensugesti’ klien atas tebaran yang terbaca dalam kartu tarot tentang masa depannya, yang kemudian diartikan dengan ‘meramal’. Oleh karena itu, kami membangun ‘Tarot Psikologi’ untuk mencoba memiliki ‘arus’ tersendiri dalam praktek wacana tarot, dengan batasan – batasan yang bersama – sama kami rumuskan dalam Klub Tarot Psikologi. Tarot hanyalah sebuah tools, berupa sistem simbol untuk menyingkap isi ketidaksadaran manusia. Tarot bukan terjadi atas dasar kebetulan belaka atau digerakkan oleh kekuatan magic, sehingga tebaran kartu tarot dapat senantiasa sejalan dengan ‘program pikiran bawah sadar’klien. Namun ‘kebetulan yang bukan kebetulan’ tersebut berjalan secara alamiah atas dasar prinsip ‘sinkronitas’ dengan ketidaksadaran kolektif, seperti yang diungkapkan oleh Carl Gustav Jung. Sehingga kami menyatakan bahwa ‘Tarot Psikologi’ merupakan hal yang ilmiah dan alamiah serta menjauhkan diri dari praktek yang berkaitan dengan energi metafisik atau supranatural.

Namun, ketika berbicara tentang keilmiahan ‘Tarot Psikologi’, seringkali ukuran yang dipakai oleh orang yang ‘masih skeptis’ dengan tarot adalah ukuran ‘empiris’ dengan hitungan ‘matematis - kuantitatif’. Sehingga pembicaraan menjadi tidak ‘nyambung’ dalam menerima ‘Tarot Psikologi’ pada kerangka berpikir yang mereka gunakan. Walaupun dalam praktek “Tarot Psikologi” mereka mengakui hal tersebut bisa terjadi. Hal yang sering terlontar adalah kata – kata “Kok Bisa Ya ???”.  Hal tersebut bisa terjadi namun masih belum masuk dalam ‘logika’ mereka.

Oleh karena itu, saya mencoba memperdalam kajian Psikologi Transpersonal yang ternyata dapat menjelaskan system symbol dalam kartu tarot. Dalam praktek saya sebagai seorang konselor dan hypnotherapist ternyata ‘Tarot Psikologi’ dan kerangka ‘Transpersonal Psychology’ menjadikan proses konseling dan terapi menjadi lebih ‘bernilai’. Ada ‘paradigma’ yang berubah ketika kita memiliki kerangka berpikir tersebut. Berikut saya ingin sedikit berbagi terkait dengan Membongkar ‘sub kepribadian’ dalam ‘pola berulang’ (fractal) pada kehidupan klien melalui “Tarot Psikologi” dan “Transpersonal Hypnotherapy”.

Pola Berulang (Fractal) pada Kehidupan Manusia 

 Tahukah Anda, bahwa tanpa disadari seseorang menjalani “Program Pikiran” yang berlaku dalam kehidupannya. Ada seseorang yang memiliki tema “Si KALAH”, karena mulai dari kecil ia KALAHdengan kakaknya, waktu sekolah ia KALAH dengan teman – temannya, waktu kerja ia KALAHdengan teman kerjanya, waktu menikah iapun  KALAH dengan istrinya. Ada seseorang yang memiliki tema “Si JELEK”, Si KECIL”, “Si MENDERITA”, “Yang DITOLAK”, “Yang SENDIRI” dsb … dsb…. Tahukah Anda itu terjadi dalam setiap fase kehidupannya. Itulah yang disebut dengan Sub Kepribadian, dalam Pola Kehidupan Berulang yang disebut dengan FRACTAL.

John Rowan dalam ‘Subpersonalities: The people inside us’ mendefinisikan subkepribadian sebagai berikut: “... suatu wilavah di kepribadian yang setengah permanen dan setengah otonomyang mampu untuk bertindak seperti seorang manusia ....” Sedangkan Virginia Satir menyebut subkepribadian sebagai ”Wajah Saya yang Beragam”. Selanjutnya oleh Margriet Rueffler menjelaskan bahwa Subkepribadian berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan diri ke dalam dunia dan sebagai lensa melalui mana kepribadian dapat dirasakan, hidup dan dialami. Sebagai struktur psikodinamika yang aktif, mereka mencari pemenuhan kebutuhannya melalui pengekspresian dirinya di dunia luar.

Dari pemahaman tersebut, akhirnya saya memiliki kesimpulan bahwa :

“Segala permasalahan setiap manusia sebenarnya ‘ditarik sendiri’ oleh manusia itu sendiri sesuai dengan ‘program pikiran bawah sadarnya sendiri’ yaitu Sub Kepribadian dalam pola kehidupan berulang (fractal) manusia itu sendiri”.

Oleh karena itu dalam praktek yang sering saya lakukan ternyata sistem simbol dalam kartu tarot ternyata mampu mengungkap ‘Sub Kepribadian” yang berjalan dalam ‘Pola Berulang (fractal) pada kehidupan klien. Sehingga therapist tidak lagi berkutat pada permasalahan ‘yang berulang kali’ muncul yang sebenarnya ditarik sendiri oleh ‘program pikiran bawah sadarnya. Justru yang perlu kita benahi adalah bagaimana kita dapat membongkar ‘sub kepribadian’ dalam ‘pola berulang’ (fractal) pada kehidupan klien, sehingga klien dapat menjalani hidup menjadi lebih baik, sukses, bahagia, berkelimpahan dan ‘apapun sebutannya’ yang justru akan mendatanginya.

Selanjutnya jika kita telah dapat menyingkap isi ketidaksadaran tersebut tentang sub kepribadian yang berjalan dalam program pikiran bawah sadarnya, kita dapat menindak lanjuti dengan terapi. Saya mencoba mengkolaborasikan teknik hypnosis dengan prinsip – prinsip psikoterapi transpersonal, yang sering saya sebut menjadi “Transpersonal Hypnotherapy”. Secara ringkas saya membagi menjadi 4 langkah, yaitu :
  1. 1.   MERASAKAN & MENERIMA
Hal mendasar yang sangat penting dilakukan oleh sorang klien dan therapist adalah ‘KESADARAN’, yaitu kesadaran atas apapun yang dirasakan oleh dirinya. Prinsip yang kita gunakan adalah tahap ini adalah “Rasakan” dan “Terima” apa adanya. Sehingga kita dapat sejenak mengabaikan “pikiran logis” kita. Kata – kata “Kok Begini”, “Ah, Gak Begini”, “Mana Mungkin Aku Begini” dan sebagainya harus kita lenyapkan, karena itulah yang dinamakan “Kelekatan Masalah”. Sehingga kita dapat“Merasakan” & “Menerima” diri kita apa adanya.

  1. 2.   ME - RELEASE & MELEPAS
Selanjutnya kita dapat “Me-Release” khususnya enam emosi negatif yang senantiasa mengungkung hidup kita yaitu “MARAH – TAKUT – SEDIH – APATIS – BANGGA – NAFSU”.Karena sepanjang emosi negatif tersebut masih bersemayam dalam diri kita, maka itulah “yang kita tarik” dalam kehidupan kita. Hal itu pulalah yang dilakukan dalam psikoterapi transpersonal “Letting Go” yang dapat dimodifikasikan dengan metode psikoterapi – hipnoterapi serta dengan panduan ‘Tarot Psikologi”.
  1. 3.   MENGALIR
Jika kita telah “Me – Release” enam emosi negative tersebut, hidup kita menjadi lebih ‘lega’ karena kita telah melepas ‘BEBAN’ yang selama ini berada di pundak kita. Oleh karena itu kita dapat “Mengalir”sejalan dengan kehendak Allah SWT (kalo orang ‘lain’ bilang kehendak Alam Semesta). Dengan“MENGALIR” hidup menjadi lebih ‘Bahagia’, karena pada hakikatnya kebahagiaan - kesuksesan – keberlimpahan senantiasa mendatangi diri kita sepanjang kita tidak menutupinya dengan “Hal Negatif” pada diri kita sendiri.

Kebahagiaan - kesuksesan – keberlimpahan BUKAN lah DIKEJAR, namun biarkan hal tersebut mendatangi diri kita sepanjang kita dapat MENGALIR sejalan dengan kehendak Tuhan. Karena kalau kita mengejar yang muncul adalah HASRAT (WANTING), sehingga itulah yang harus coba kita lepas. Melepas Empat Hasrat (Wanting) dalam diri kita yang meliputi :

ü  Wanting to Control VS Wanting to be Controlled
ü  Wanting Disapproval VS Wanting to Love
ü  Wanting Security VS Wanting to Die
ü  Wanting to be Separate VS Wanting to be One

Hal inipun menjadi lebih “enak” ketika klien & terapis dapat melakukannya melalui metode psikoterapi – hipnoterapi serta dengan panduan ‘Tarot Psikologi”.
  1. 4.   MEMBERI
Selanjutnya jika kita telah melepas enam emosi negatif & empat hasrat dalam diri kita, kita dapatMENGALIR bersama dalam ridho Allah. Namun pada dasarnya manusia memiliki tanggung jawab sesuai dengan “misi” nya dalam kehidupannya masing – masing. Sehingga seseorang akhirnya dapat menjadi lebih bernilai ketika seseorang ‘MEMBERI’ untuk orang lain dan kehidupan. Karena dengan“MEMBERI = MENERIMA”, memberi apapun sesuai dengan porsinya dengan bentuk apapun. Yakin lah bahwa apapun yang kita berikan, baik dalam pikiran, prasangka, perasaan, sikap, senyum, perbuatan dsb PASTI akan kembali juga pada diri kita kembali.

Sehingga bagi saya itulah hukum LAW of ATTRACTION (LOA) berjalan, apabila setiap orang menginginkan kebaikan maka kebaikan dirinya lah yang akan menarik kebaikan dalam kehidupannya. Bukan sekedar kata, bukan sekedar pemikiran, bukan sekedar mimpi. Namun hal yang harus disatukan dalam KATA – SIKAP – PERILAKU - RASA – PIKIRAN & HATI. 




Hisyam A Fachri
Mind Therapist Psychology
0813.28.707876

Belajar Tarot Psikologi



Tarot Nusantara "The Real Art of Tarot"
Hisyam A. Fachri

Author :

Share Artikel

Artikel Terkait