Teknik
meditasi apapun juga itu bagus bagi seorang praktisi meditasi, apabila
teknik meditasi tsb berhasil membuat Chit Sakti dari praktisi meditasi
tsb bangkit. Chit Sakti adalah
kekuatan kesadaran. Tanpa Chit Sakti yang bangkit, kesempurnaan dari
meditasi (Samadhi) tidak akan tercapai, walaupun seorang praktisi
meditasi telah melakukan ribuan kali pranayama (olah nafas) dan
menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan dharana (teknik
konsentrasi untuk melatih pikirannya). Kesempurnaan dari meditasi
(Samadhi) hanya akan dapat direalisasikan ketika Chit Sakti menjadi
aktif, sehingga menyebabkan sebagian besar saluran prana / nadi, baik
itu nadi mayor ataupun nadi minor di sepanjang tulang belakang manusia
menjadi aktif, sehingga memudahkan Inti Kundalini yang terletak di
Chakra Dasar (Muladhara Chakra) untuk berjalan ke atas menuju Chakra
Mahkota (Sahasrara Chakra) melalui saluran prana inti / nadi inti /
Sushumna. Inti Kundalini yang telah dapat berjalan menuju ke Chakra
Mahkota (Sahasrara Chakra) dan menembus Tiga Segel Dewata (Brahma
Granthi, Vishnu Granthi, Rudra Granthi) di sepanjang Sushumna, akan
memurnikan plus mengoptimalkan kinerja tujuh chakra mayor (Muladhara,
Svadhistana, Manipura, Anahata, Vishuddhi, Ajna, Sahasrara) dan ratusan
chakra minor pada tubuh manusia. Ketika kinerja dari tujuh chakra
mayor dan ratusan chakra minor pada tubuh manusia tsb telah menjadi
murni dan optimal, seluruh saluran prana / nadi di tubuh fisik serta
tubuh-tubuh non-fisik manusia, dari lapisan tubuh pertama sampai dengan
lapisan tubuh ketujuh, akan menjadi murni dan penuh dengan cahaya yang
menyala-nyala bagaikan api.
Dalam proses permurnian tsb, berbagai macam siddhis (kekuatan supernormal) seperti penglihatan batin (clairvoyance), pendengaran batin (clairaudience), dll akan dapat muncul dengan sendirinya pada diri praktisi meditasi tsb, sebagai penanda level pencapaian dari hasil olah spiritual yang telah dilakukan oleh dirinya. Yang membuat Chit Sakti pada manusia dapat bangkit adalah aktifnya Tiga Chakra Agung pada manusia, yaitu Chakra Hati (Anahata Chakra), Chakra Dahi (Ajna Chakra) dan Chakra Mahkota (Sahasrara Chakra), dan itu hanya dapat bangkit ketika manusia telah dapat memurnikan kesadarannya dengan olah rasa yang benar. Olah rasa yang benar itu tidak hanya dibatasi pada satu metode meditasi / doa / dzikir / japa mantra tertentu saja. Masing-masing orang memiliki tipikal kecocokan masing-masing, tergantung pada sistem energi yang dimiliki oleh dirinya, dan itu luar biasa kompleks serta dapat berubah-ubah secara periodik, sesuai dengan siklus bioritme yang terjadi pada dirinya.
Teknik meditasi yang saya pakai sekarang pun belum tentu cocok apabila saya pakai terus menerus selama beberapa bulan ke depan, karena saya juga senantiasa menyesuaikan teknik meditasi saya dengan berbagai macam perubahan yang ada, baik perubahan yang disebabkan dari faktor mikrokosmos (manusia) ataupun makrokosmos (alam semesta). Jadi kesimpulannya, apapun teknik meditasi yang Anda pakai, "dengarkan" tubuh Anda untuk mengetahui teknik meditasi itu cocok untuk Anda atau tidak dan jangan sampai Anda hanya terpaku pada satu, dua atau beberapa teknik meditasi saja, karena perubahan pada sistem energi itu senantiasa terjadi, sesuai dengan siklus bioritme Anda masing-masing, dan untuk mengoptimalisasi serta mempercepat dalam mencapai kesempurnaan dari meditasi (Samadhi), seorang praktisi meditasi harus dapat senantiasa menyesuaikan teknik meditasinya dengan perubahan yang terjadi tsb. Tidak ada satupun teknik meditasi yang mutlak paling benar atau mutlak paling salah. Itulah alasan mengapa saya paling malas kalau diajak berdebat ttg "teknik meditasi yang mutlak paling benar" dengan berbagai macam kosakata eksotis seperti "peniadaan ego", "padamnya ego", dll, karena ketika seseorang masih suka memperdebatkan hal-hal tsb, berarti dirinya masih belum mampu untuk memahami proses meditasi yang sesungguhnya nan sangat kompleks serta rumit, karena berkaitan dengan level fisik, astral, mental, dll..tidak cuma level logika dan bahasa belaka. Ketika para spiritual master telah mencapai suatu level kesadaran tertentu dan berusaha untuk menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan level kesadaran tsb kepada umat manusia pada umumnya, mau tidak mau, mereka akan menggunakan bahasa. Akan tetapi, ketika seorang praktisi spiritual masih terpaku dan menyibukkan diri pada level bahasa, serta belum dapat melampaui bahasa untuk mengalami level kesadaran yang dimaksud oleh para spiritual master tsb, maka dirinya tidak akan dapat memahami makna sejati dari ajaran para spiritual master tsb. Semoga uraian saya tentang meditasi ini dapat bermanfaat. :) Salam.
Dalam proses permurnian tsb, berbagai macam siddhis (kekuatan supernormal) seperti penglihatan batin (clairvoyance), pendengaran batin (clairaudience), dll akan dapat muncul dengan sendirinya pada diri praktisi meditasi tsb, sebagai penanda level pencapaian dari hasil olah spiritual yang telah dilakukan oleh dirinya. Yang membuat Chit Sakti pada manusia dapat bangkit adalah aktifnya Tiga Chakra Agung pada manusia, yaitu Chakra Hati (Anahata Chakra), Chakra Dahi (Ajna Chakra) dan Chakra Mahkota (Sahasrara Chakra), dan itu hanya dapat bangkit ketika manusia telah dapat memurnikan kesadarannya dengan olah rasa yang benar. Olah rasa yang benar itu tidak hanya dibatasi pada satu metode meditasi / doa / dzikir / japa mantra tertentu saja. Masing-masing orang memiliki tipikal kecocokan masing-masing, tergantung pada sistem energi yang dimiliki oleh dirinya, dan itu luar biasa kompleks serta dapat berubah-ubah secara periodik, sesuai dengan siklus bioritme yang terjadi pada dirinya.
Teknik meditasi yang saya pakai sekarang pun belum tentu cocok apabila saya pakai terus menerus selama beberapa bulan ke depan, karena saya juga senantiasa menyesuaikan teknik meditasi saya dengan berbagai macam perubahan yang ada, baik perubahan yang disebabkan dari faktor mikrokosmos (manusia) ataupun makrokosmos (alam semesta). Jadi kesimpulannya, apapun teknik meditasi yang Anda pakai, "dengarkan" tubuh Anda untuk mengetahui teknik meditasi itu cocok untuk Anda atau tidak dan jangan sampai Anda hanya terpaku pada satu, dua atau beberapa teknik meditasi saja, karena perubahan pada sistem energi itu senantiasa terjadi, sesuai dengan siklus bioritme Anda masing-masing, dan untuk mengoptimalisasi serta mempercepat dalam mencapai kesempurnaan dari meditasi (Samadhi), seorang praktisi meditasi harus dapat senantiasa menyesuaikan teknik meditasinya dengan perubahan yang terjadi tsb. Tidak ada satupun teknik meditasi yang mutlak paling benar atau mutlak paling salah. Itulah alasan mengapa saya paling malas kalau diajak berdebat ttg "teknik meditasi yang mutlak paling benar" dengan berbagai macam kosakata eksotis seperti "peniadaan ego", "padamnya ego", dll, karena ketika seseorang masih suka memperdebatkan hal-hal tsb, berarti dirinya masih belum mampu untuk memahami proses meditasi yang sesungguhnya nan sangat kompleks serta rumit, karena berkaitan dengan level fisik, astral, mental, dll..tidak cuma level logika dan bahasa belaka. Ketika para spiritual master telah mencapai suatu level kesadaran tertentu dan berusaha untuk menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan level kesadaran tsb kepada umat manusia pada umumnya, mau tidak mau, mereka akan menggunakan bahasa. Akan tetapi, ketika seorang praktisi spiritual masih terpaku dan menyibukkan diri pada level bahasa, serta belum dapat melampaui bahasa untuk mengalami level kesadaran yang dimaksud oleh para spiritual master tsb, maka dirinya tidak akan dapat memahami makna sejati dari ajaran para spiritual master tsb. Semoga uraian saya tentang meditasi ini dapat bermanfaat. :) Salam.
Tarot Nusantara "The Real Art of Tarot"
Hisyam A. Fachri