Fenomena hypnosis
sebenarnya bukan barang baru dalam budaya Indonesia. Kekayaan budaya
masyarakat Indonesia telah lama mengenal dan memanfaatkan fenomena
hipnosis dalam keseharian hidup mereka. Buku ini dibuat, sebagai sebuah
upaya penggalian kekayaan bangsa Indonesia yang telah lama mengenal dan
memanfaatkan eksplorasi pikiran bawah sadar dimana kita telah
melupakannya, bahkan menganggapnya sebagai ilmu hitam atau jahat karna
proses ritualnya dianggap menyimpang dari tatanan beragama dan telah
beralih berkiblat pada ilmu hipnosis dunia barat.
Dalam
pengalaman saya selama beberapa tahun di dunia hipnosis, justru saya
sering menemui kasus – kasus yang memang tidak bisa lepas dari
spiritualitas budaya Indonesia. Kebetulan domisili saya di sentra budaya
jawa yaitu Jogja dan Solo, saya banyak menemui kasus – kasus dimana
permasalahan psikis bahkan fisik klien sering dikait – kaitkan dengan
budaya yang mereka percayai.
Sebagai
seorang professional tentunya saya tidak akan terjebak dengan istilah
dukun atau paranormal, sementara kesan sebagian masyarakat masih
menganggap seorang yang memiliki kemampuan ekplorasi bawah sadar sama
dengan seorang yang mampu melihat dimensi-dimensi alam lain. Apapun
istilah yang diberikan kepada saya, sebagai “orang jawa” yang memiliki
tradisi-tradisi spiritual sejak lama, melihat celah bahwa hipnosis akan
menjadi sempurna ketika dua sudut pandang modern dan tradisional
menjadi satu. Tentunya dengan mengakar pada etnik budaya setempat.
Masyarakat
Indonesia, memiliki nilai spiritualitas budaya yang cukup tinggi,
seiring dengan tingginya sugestifitas mereka dengan hal – hal yang
berkaitan dengan spiritualitas mereka. Nilai ‘rasa’ bangsa Indonesia
cukup tinggi untuk sensitif dengan hal – hal yang menyentuh spiritual.
Walaupun disini saya tidak hanya membatasi pada wilayah budaya saja,
namun pada sesuatu yang mereka percayai dan yakini.
Saya
sering, menyentuh sisi spiritualitas klien dengan menyesali segala dosa
kepada Tuhan. Memohon ampunanNya, dan memohon pertolonganNya, sehingga
klien menjadi lebih lega karena telah melepas semua bebannya, dan
menjadi merasa lebih kuat, tegar dan percaya diri pada apa yang harus
dilakukannya, karena keyakinan dan kepercayaan pada Tuhan, Dzat yang
Maha Kuasa diatas dirinya yang akan menolongnya.
Sebenarnya,
hal itu hampir sama ketika ada seorang klien yang merasa sakit karena
merasa ada sesuatu di luar dirinya yang telah mengganggunya karena klien
merasa ada kekuatan gaib dalam dirinya (terlepas benar tidaknya). Ada
seorang klien, yang merasa lemah, sakit dan stres, namun entah
bagaimana, hanya dengan mensugesti dengan pendekatan spiritualitas yang
sesuai dengan keyakinannya, ternyata klien menjadi lebih kuat, lebih
sehat bahkan lebih tenang dan bahagia.
Hipnosis
adalah seni mempengaruhi dengan memanfaatkan sugestifitas klien.
Padahal sebenarnya bangsa Indonesia memiliki sugestifitas yang lebih
tinggi lagi dibanding bangsa barat yang lebih mengedepankan rasio dan
logika. Dan hal tersebut dapat dilakukan, sepanjang seorang terapist
dapat mengetahui titik sugestifitasnya. Yaitu salah satunya dari
keyakinan spiritual yang dimilikinya.
Seorang
klien, akan lebih mudah masuk dalam kondisi trance dan hanyut dalam
emosi yang kita inginkan ketika masuk dalam wilayah rasa dan spiritual
yang kental dengan sosial budaya mereka. Dalam penanganan yang sering
saya lakukan, ternyata pendekatan KeTuhananlah yang sangat sesuai untuk
menghadapi kasus – kasus klien. Seorang klien ketika dihadapkan pada
Tuhan, pastinya ia akan menganggap bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Kuasa
dibandingkan dzat – dzat yang lain.
Dan
luar biasanya, seorang klien yang memiliki sugestifitas yang tinggi
ketika disentuh dengan nilai KeTuhanan, justru dapat membangun dirinya
untuk menjadi lebih baik, lebih tegar, lebih termotivasi, lebih sehat,
dan lain sebagainya. Sama halnya, dengan nilai keTuhanan jugalah yang
membuat klien merasa aman dari gangguan dzat atau makhluk lain di luar
dirinya (baik makhluk gaib atau manusia jahat di sekitarnya). Sehingga
klien akan tetap merasa aman, merasa sehat dan merasa tenang. Sebagai
contoh, klien menjadi merasa aman dari gangguan sesuatu yang jahat,
seperti sihir, gendam, pelet, teluh ataupun dari kekhawatiran perampok,
pengkhianat dan lain sebagainya.
Buku
ini dibuat, sebagai sebuah upaya penggalian kekayaan bangsa Indonesia
yang telah lama mengenal dan memanfaatkan eksplorasi pikiran bawah sadar
sejak lama dan telah beralih berkiblat pada ilmu hipnosis dunia barat.
Padahal pada beberapa teknik atau skrip sugesti yang ditawarkan oleh
hipnosis barat ada yang kurang pas dengan budaya bangsa Indonesia.
Sehingga dalam perjalanan di dunia hipnosis, saya mencoba mengembangkan
dan menyesuaikan dengan etnik budaya bangsa Indonesia.
Dalam
buku ini, saya tidak akan menggiring pembaca untuk memilih atau
membedakan antara yang baik atau buruk, yang hitam atau putih antara
hipnosis dari budaya kita yang sering disebut hipnosis tradisional atau
hipnosis timur atau hipnosis dari barat yang sering disebut hipnosis
modern.
Namun
melalui buku ini, kita dapat lebih mengenal kehebatan kekayaan budaya
Indonesia, yang telah menggali dan mengeksplorasi pikiran bawah sadar (sub conscious)
disamping kita dapat menjelaskan dan memaparkan hipnosis modern, yang
nantinya praktisi dapat memadukan minimal memahami kedua aliran hipnosis
tersebut dengan tujuan yang utama yaitu untuk kebaikan manusia. Karena
memang hipnosis adalah sebuah seni, namun yang lebih utama adalah untuk
kesembuhan dan kebaikan klien.
Tarot Nusantara "The Real Art of Tarot"
Hisyam A. Fachri